Dalam 13 tahun reformasi (Mei 1998 – Mei 2011), Indonesia telah mengalami banyak kemajuan, khususnya dalam kehidupan berdemokrasi. Masyarakat memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk mengekspresikan aspirasinya, baik melalui lembaga politik formal (partai) maupun melalui perkumpulan masyarakat sipil yang dikenal sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM/NGO).

Namun, di sisi lain, kehidupan ekonomi, sosial, dan keagamaan—khususnya dalam konteks relasi antarumat beragama—belum sepenuhnya mengalami kemajuan. Dalam aspek ekonomi, misalnya, masih banyak pengangguran akibat terbatasnya lapangan pekerjaan bagi para pencari kerja. Sementara dalam aspek sosial dan keagamaan, praktik-praktik intoleransi, radikalisme/ekstremisme, bahkan terorisme masih marak terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa ruang demokrasi belum sepenuhnya mampu memperbaiki kehidupan sosial, kemasyarakatan, dan keagamaan di Indonesia. Berbagai konflik bernuansa SARA pun masih kerap muncul, yang berarti bahwa kehidupan yang harmonis, sejahtera, adil, dan damai belum sepenuhnya dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Oleh karena itu, diperlukan upaya serius dari berbagai pihak untuk turut serta memperbaiki kondisi tersebut. Salah satunya adalah peran serta komunitas masyarakat sipil yang memiliki kapasitas dan komitmen, meskipun dengan segala keterbatasannya, agar kondisi ini dapat diminimalisir dan tidak berkelanjutan di masa mendatang.

Atas dasar kepedulian tersebut, kami—para aktivis muda—berinisiatif mendirikan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang kami beri nama Harmoni Mitra Madania. Lembaga ini hadir sebagai wadah bagi kami untuk turut berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, harmonis, damai, dan bebas dari kekerasan.

Didirikan 17 Agustus 2011

Pendiri:

  • Ahmad Nurcholish (muslim, dosen, penulis, aktivis interfaith)
  • Pujianto (kristen, aktivis anak & remaja, storyteller)
  • Ira D. Aini (muslim, aktivis perempuan, penulis)
  • Franky Tampubolon (pendeta, aktivis interfaith)
  • Hartono Hutomo (khonghucu, trainer/motivator)
  • Mohammad Kodim (muslim, jurnalis, penulis)
  • Antonius Sudarmanto (katolik, aktivis interfaith)
  • Meta Veronica (Buddha, aktivis, guru)